Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2016

TO KILL A MOCKINGBIRD; SEBUAH KARYA ADILUHUNG TAHUN 60-AN

Hai pembaca blog gue, apa kabar? Di hari Senin yang membahagiakan ini gue bakal menulis artikel tentang sebuah novel yang baru saja gue selesai baca tadi malam. Dan novel tersebut berjudul: To Kill a Mockingbird. Jujur, pertama kali gue baca judul novel ini, gue ga tertarik karena dua alasan. Pertama, gue ga suka dengan covernya yang terlihat tidak state-of-art in term of drawing . Jadi pas pertama kali gue liat covernya yang mana menampilkan gambar burung terbang, sebuah batang pohon dan sebuah sangkar burung di dalamnya, gue langsung berpikir bahwa novel ini akan sangat “berat”, penuh bahasa satrawan tingkat dewa yang ga bakalan mampu untuk dicerna kaum “jelata: kaya gue dan tentunya dengan tema yang well I am sorry to say “boring”. Kedua karena pemilihan kata dalam judunya “ Mocingbird”. I don’t know but it sounds like “mockingjay” for me and it gives me an impression that the story of the novel will be so much more alike with those in hunger games.  Tetapi, pepatah yang m

Sedikit Merubah Mindset Transjogja

Jadi hari ini saya ( beware if I use “saya” instead of “gue”, it means that the topic I am going to talk about is a bit serious, but not that serious. No need to fasten your seat b el t lmao! :D) mendapatkan sebuah pengalaman yang sedikit kurang mengenakan berkenaan dengan pelayanan bus transjogja. Dan semoga tulisan ini dapat dibaca (berharap :D) oleh petinggi transjogja agar armadanya dapat berbenah menuju pelayanan yang lebih baik. Shelter Monjali 2 Hari ini aku (dan pronoun-nya berubah jadi “aku”) berniat untuk berangkat ke kampus , UGM, lebih awal dan lebih pagi dari biasanya. Aku berangkat dari kosan pukul 5 pagi (sangat pagi untuk ukuran mahasiswa sepertiku). Aku berangkat sepagi itu karena ada urusan yang perlu ku kerjakan, and you do not have to know what it i s J . Kemudian, aku berjalan ke shelter Monjali 2 (aku biasanya kalau berangkat ke UGM memakai shelter yang lebih dekat dengan kosan, tapi pagi ini aku memutuskan untuk memakai shelter Monjali 2 yang jarakny

Jogja’s Life (1) Bus Transjogja

H ai masbro, mbakbro apa kabar? Semoga kabar kalian semua di weekend ini selalu bahagia ya, kalau gue sih udah bahagia jadi ga usah ditanyain kabar. Hehe. Oke di kesempatan kali ini gue bakal bikin artikel yang bakal nyeritain pengalaman gue di Jogja (secara umum) naik bus transjogja (secara khusus). Semoga artikel ini bisa membantu kalian para newbie yang baru pertamaa kali ke Jogja entar (kaya gue sekarang) sehingga kalian bisa tau gimana cara menggunakan moda transportasi massa yang mendominasi kota Jogja ini. Angkot jarang man di sini, adanya ojek (yang mahal kalau lo ga bisa nawar, kalo bisa sih bisa kena murah ya). 1.       Apa sih Transjogja? Well, ketika pertama kali denger transjogja gue langsung kepikiran transjakarta. Why? Because they have almost the same word homey, “trans” come on! Hehe. Iya bener banget, di pikiran gue pertama kali yang muncul ketika gue denger kata transjogja adalah gue bakal naik bus yang gede (kaya transjakarta) yang dingin bin adem dan ju

Hantu Penunggang Kuda Tanpa Kepala

Pada suatu malam musim dingin di awal tahun, seorang laki-laki Belanda meninggalkan sebuah kedai minuman yang terletak di sebuah desa bernama “Tarrytown”. Lelaki tersebut berjalan menuju rumahnya yang terletak tak jauh dari kedai minuman tersebut. Jalanan kecil yang ia tapaki sedari ia keluar dari pintu kedai membawanya menuju pemakaman di desa tersebut yang terkenal dengan sebutan “Sleepy Hollow Cemetery”. Rumor beredar di desa tersebut bahwa di pemakaman inilah seoarang tentar perang yang ditemukan tanpa kepala dikuburkan. Tentara tersebut bernama Hessain. Dan karena kondisi saat ia ditemukan maka ia lebih dikenal dengan “Hessain tanpa kepala.” Cuaca mulai cerah sejak pagi tadi dan gundukan salju di jalanan mulai menghilang karena mencair. Dan malam ini sangat gelap tanpa adanya sinar rembulan yang biasa bersinar di musim semi, dan satu-satunya sumber cahaya yang ada di jalanan ini berasal dari obor yang dibawa lelaki tersebut.   Ketika langkahnya mendekati pemakaman, lelak