Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Balada Segelas Es.............!!!!!!!!!!!

Hari yang panas, matahari dengan ganasnya membuncahkan sinarnya ke dataran berselimut atmosper yang sering disebut bumi. Di sudut kota di sebuah provinsi Banten di bilangan Tangerang Selatan, dua sosok pria nan rupawan baru saja memasuki ruang kantor mereka. Sebut saja mereka sebagai Aang, dan Zuko. “Kreeeekkkkkk: bunyi pintu kantor terbuka setengah ketika Zuko mendorongnya dari luar. Jaket berbahan plastic berwarna merah masih menyelimuti tubuhnya. Zuko pun berjalan menuju ruangan belakang sambil melepas jaketnya, meninggalkan pakaian putih yang tersembunyi di dalamnya. Aang, sedang berkutat asyik dengan lembaran kertas di hadapannya. Matanya asyik membaca baris demi baris kata yang tersusun di kertas tersebut. Sesekali matanya melihat ke arah luar, memecahkan kejenuhan. Bunyi derap langkah kaki mendekat dari arah belakang. Suara agak sedikit berat terdengar. “Panas banget ya, enak nih kalo minum es” kata suara yang tak lain adalah suara Zuko. Matanya pun mengerling

Misteri Bau Terasi..............!!!!

Cerita ini ditulis berdasarkan penuturan teman admin. Nama tempat kerja tidak disebutkan demi menjaga privasi. Cerita ini terjadi sekitar tahun 2012, atau tepatnya sekitar 3 tahun lalu sejak tulisan ini di buat. Pada saat itu lembaga bimbingan belajar masih menempati bangunan lama yang masih tetap satu area ruko dengan bangunan yang baru. Letak bangunan lama hanya berjarak sekitar 10-15 meter. Lembaga bimbingan belajar ini terletak di bilangan Bintaro. Letak nya tidaklah jauh dari pusat perbelanjaan yang terkenal di Bintaro. Namaku Dadang (nama disamarkan), aku asli orang sunda. Aku bekerja di tempat kerja ini sudah bertahun-tahun. Dan pada tahun 2012 aku bekerja bersama satu orang kawan ku yang bernama Cecep (nama disamarkan) sebagai office boy di sebuah lembaga bimbingan belajar. Karena letak rumahku yang berada di Bogor, dan juga letak rumah cecep pun berada di Bogor, maka kami selalu tidur di lembaga bimbingan belajar tersebut pada malam hari. Kami jarang pulang ke

Legenda Amat Rhang Manyang || Cerita Rakyat Aceh || Part 1

To read the story in English click here! Dikampung Pasie, berdekatan dengan Paya Senara daerah Krueng Raya, Nanggroe Aceh Darussalam. Pada zaman dahulu, berdiamlah di tempat tersebut satu keluarga terdiri dari bapak, ibu dan seorang anaknya laki-laki bernama Amat. Amat, sering juga di panggil " Agam " ( Dalam Istiadat Aceh, panggilan Agam adalah untuk seorang anak laki-laki maupun perempuan di panggil Inong).   Keluarga ini tergolong miskin. Pekerjaan sehari-hari adalah mengolah sabut dan garam. kulit kelapa yang umunya dibuang orang, mereka kumpulkan, lalu direndamkan dalam lumpur. Setelah beberapa lama, rendaman itu diangkat, di bersihkan. Isinya yang sedikit membusuk dibuang sehingga tinggal seratnya saja. Serta ini diolah atau dipintal menjadi jenis tali sabut.   Untuk memasak, mereka menggunakan kulit kelapa, pelepah dan daunnya sebagai kayu api. Sedangkan bagi orang kaya semua itu dibuang atau tidak dibutuhkan dalam kebutuhan mereka, cuma dibutuhkan un

The Life of Amat Rhang Manyang || Aceh Folklore || Part 3

To read "part 1" click here! To read "part 2" click  here! Sooner after he thought about his father, he fell asleep. The rain was falling outside. One day, in the morning, Amat went to the harbor, and he found that the harbor was more crowded that usual. Some ships were docking on the harbor and lots of people looked busy doing their jobs. Amat was standing alone watched them. Lately, Amat frequently came to the harbor by himself. Their friends preferred to play kite, or wrestle in the beach, or play football in the open field located not far from the village. Sometimes, their friend would like to watch peupak leume (cow’s fighting) held in the rice field that had already been harvested. For Amat, what his friend did would not catch his attention because he would choose to go to harbor to see the ship and everything related to it. That day, Amat embraced himself to meet someone that worked in the harbor. He knew him as he lived not far from his