Skip to main content

TO KILL A MOCKINGBIRD; SEBUAH KARYA ADILUHUNG TAHUN 60-AN

Hai pembaca blog gue, apa kabar? Di hari Senin yang membahagiakan ini gue bakal menulis artikel tentang sebuah novel yang baru saja gue selesai baca tadi malam. Dan novel tersebut berjudul: To Kill a Mockingbird.
Kebun cerita cerita rakyat cerita daerah folklore kisah rakyat cerita rakyat tradisional kisah seram nyata cerita seram belajar bahasa inggris
Jujur, pertama kali gue baca judul novel ini, gue ga tertarik karena dua alasan. Pertama, gue ga suka dengan covernya yang terlihat tidak state-of-art in term of drawing. Jadi pas pertama kali gue liat covernya yang mana menampilkan gambar burung terbang, sebuah batang pohon dan sebuah sangkar burung di dalamnya, gue langsung berpikir bahwa novel ini akan sangat “berat”, penuh bahasa satrawan tingkat dewa yang ga bakalan mampu untuk dicerna kaum “jelata: kaya gue dan tentunya dengan tema yang well I am sorry to say “boring”. Kedua karena pemilihan kata dalam judunya “Mocingbird”. I don’t know but it sounds like “mockingjay” for me and it gives me an impression that the story of the novel will be so much more alike with those in hunger games. 
Tetapi, pepatah yang mengatakan “Jangan menilai buku dari cover-nya” memang benar adanya. Dengan segala kegalauan dan kemalasan saat membaca lembar-lembar pertama novel ini, gue ahirnya menemukan dan menyadari bahwa novel ini jauh berbeda dengan apa yang gue bayangkan sebelumnya. Dan ceritanya, beuhhh! Jangan Tanya lagi. It’s a masterpiece! Sampai tulisan ini dibuat, cerita dan portrait mental dari cerita di novel ini masih terbayang-bayang di pikiran gue.

A.  Ceritain apa sih bang novelnya?
Well sebelum gue ungkap dan sajikan kepada kalian tentang general story of the novel, maybe I sho’ tell you about the setting and the characters of the novel. Oke jadi setting tempat dan waktu dari novel ini adalah pada sebuah tempat yang bernama “Maycomb” di Alabama, Amerika serikatpada tahun 1930-an. Banya karakter terkibat dalam novel ini diantaranya adalah: Jem, Scout, Atticus( bokapnya Jem dan Scout), Dill (temannya Jem dan Scout), Boo, Tom, dan masih banyak lagi. 

Well, I have provided you with the information of the setting and characters of the novel. Now, let’s move on what the story is generally about. Oke jadi novel ini secara umum menceritakan tentang kehidupan Scout dan Jem. Sebenarnya lebih menitikberatkan pada kehidupan Scout tetapi jarena Scout dan Jem adalah kaka beradik yang sepertinya tidak pernah pisah maka penitikberatan cerita pada mereka berdua. 

Selain kehidupan Scout dan Jem, novel ini juga menceritakan kehidupan di Maycomb secara umum berserta konflik konflik pribadi maupun konfilk umum yang terjadi di sana. Konflik pribadi yang diceritakan dalam novel ini contohnya adalah bagaimana Jem yang notabene adalah kakak dari Scout tidak mau bermain dengan Scout saat disekolah dengan alasan Scout masih kelas 1 dan ia kelas 3 jadi mereka aren’t supposed to be playing together at scholl but as long as they are at home playing together is fine. Terus cerita dima Scout dimarahi oleh gurunya di kelas 1 yaitu Miss Caroline karena dia bilang ke gurunya kalau Atticus, ayahnya, mengajarkan cara membaca di rumah. Lah kok dimarahin? Karena di Maycomb pada saat itu, sangatlah salah untuk mengajarkan membaca pada seorang murid kecuali ia sudah kelas 3. Wow what an eyebrow-raising phenomenon, isn’t it? Ya tapi itulah seni dan keuntungan dari membaca novel, kita bisa secara tidak langsung tahu dan mempelajari kebudayaan sebuah tempat pada kurun waktu berbeda.

Well, itu contoh konflik pribadi yang ada dalam novel. Lantas contoh konflik sosial yang ada dalam novel menitik beratkan pada isu rasisme yaitu masyarakat kulit hitam yang pada waktu itu masih dipadang sebgai second-class di Amerika ya. Jadi ceritanya ada kasus pemerkosaan yang terjadi di desa Maycomb yang melibatkan Mayella Ewell sebagai korban pemerkosaan, doi itu gadis kulit putih dari keluarga Ewell yang dikenal sebagai keluarga miskin dan tidak berpendidikan, dan Tom Robinson, pemuda kulit hitam berumur 25 tahun, sebagai tersangka. Pada saat itu sudah bukan rahasia umum lagi, jika ada sebuah permasalahan yang melibatkan seorang kulit putih dan seorang kulit hitam, maka dapa dipastikan pemenangnya adalah seorang kulit putih apapun permasalahannya. Nah, dalam kasus pemerkosaan ini, Atticus ditunjuk langsung oleh seorang hakim di Maycomb untuk menjadi pengacara Tom Robinson, dan ia pun menyetujuinya, walaupun ia tau bahwa keputusannya adalah keputusan yang tidak lazim dan banyak ditentang untuk di ambil pada waktu itu.

B.    Abang suka novelnya? Kok bisa suka si Bang?
Gue suka banget dengan novel ini. Karena setidaknya 3 alasan. Alasan pertama yaitu jalan cerita novel ini yang variatif dan terasa kesan “adventorousnya”. Karena focus utama cerita novel ini dalah kehdupan Jem dan Scout dan juga masyarakat Maycomb, maka plot serita di novel ini tidak monoton. Beragam kisah diceritakan di novel ini, mulai kehidupan Jem, Scout, dan Atticus di rumah, kehidupan Jem dan Scout di sekolah, Kehidupan dna konfil antara Scout dan sepupunya, petualangan Jem, Scout, dan Dill memata-matai rumah Boo, dan masih banyak lagi. Dengan beragam jalan cerita yang diduguhkan, gue ga merasa bosen sedikitpun ketika membaca novel ini. 

Alasan kedua yaitu bagaiman penulis bercerita dalam novel. Dengan menggunakan sudut pandang orang pertama (I atau Saya) penulis dengan “enak” menyuguhkan cerita dengan bahasa yang sangat mudah dipahami. Karena “I” dalam cerita mengacu pada Scout maka ada beberapa istilah-istilah dalam novel yang tidak dijelaskan secara eksplisit. Contohnya ketika I (Scout) bertanya kepada Atticus pengertian “rape”. Well, Atticus then answered the question in a term that I think is not related to the rape itself but it sounded acceptable to the young lady’s ear. Juga ketika Scout bertanya kepada Aunt Alexandra bagaimana ia diciptakan, dan Aunt Alexandra berkata bahwa ia dikirim Tuhan melalui cerobong asap. LOL

Alasan terahir kenapa gue suka novel ini adalah karena novel ini sarat akan nilai moral. Ketika kalian membaca novel ini,mungkin tanpa sadar kalian akan “dijejali” oleh ideology penulis. Tetapi jangan khawatir, ideology yang penulis coba sampaikan dalam novel itu bagus kok (menurut gue LOL). Contohnya: a) Banyak orang yang terlalu sibuk memikirkan ahirat sehingga ia lupa untuk mempelajari kehidupan dunia b)Kita tidak akan tahu sesorang sampai kita benar benar berbicara dan kenal dengan orang tersebut c)Orangtua adalah hal pertama anak contoh maka prilaku orang tua sebaiknya mencerminkan keinginan orang tua akan seperti apa anaknya nanti d) dan masih banyak lagi

C.   Ada yang bikin bingung ga Bang pas baca novel?
Jujur ada. Pas pertama baca novel gue kira Scout itu cowok. Bener dah sampe beberapa chapter gue masih mikir kalo scout itu adek lelaki dari Jem sampe ahirnya gue baca chapter (gue lupa chapter berapa) dimana Scour menggunakan reference “her”. Pas itu gue sadar kalo Scout itu cewe, LOL.

D.  Sekapur sirih dong Bang
Bahasa lu sekapur sirih, hahha. Oke overall, gue sangat puas dengan novel ini dan gue sangat merekomendasikan kepada kalian semua untuk emmbaca novel adiluhung ini. Novel ini cocok buat semua kalangan mulai dari adek lo yang udah bisa baca dab udah paham bahasa Inggris sampe eyang lo. Jarang lo gue nemu novel yang sebagus ini (apa gue yang jarang baca aja wkwkw). Jadi jika gue harus beri rating buat novel ini, I’ll give nine out of ten. Yeah, indeed nine out of ten.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Soal Argumentative Text dan Kunci Jawabannya (Floating Breakfast)

Halo sahabat kebuncerita apa kabar? Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan contoh soal argumentative text . Contoh soal ini dapat kalian gunakan untuk melatih kemampuan membaca kalian ataupun dapat juga digunakan sebagai bahan latihan membaca murid di dalam kelas. Jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya jika kalian ini menggunakan contoh soal reading ini.   Baca Juga:  Contoh Soal Narrative Text dan Kunci Jawabannya (The Man, The Boy and The Donkey) Baca Juga :  Contoh Soal Narrative Text dan Kunci Jawabannya (The Grasshoper and The Toad)   The floating breakfast via https://cococollection.com If you follow luxury resorts or travel influencers on Instagram, odds are good that you have seen at least one "floating breakfast." In case you are not familiar with them, here is what to know: they are your typical upscale hotel room service breakfast -- think toast, fruit, coffee, and the like -- served in a pool or hot tub instead of in bed. Usually, they a...

Batu Badaong || Maluku Folklore

Once there, in a village located in Tanimbar Island (Maluku), there lived a rich man with a wife and 2 children that had already been teenagers. The children were extremely spoiled by their father so that they became lazy conceited children. They lives were so dependent upon other people. There were a lot of servants at their home. One day, the father passed away. Instead of being more mature because of the fact that they had no longer their father around, they were getting more spoiled. Their attitude toward their servants were not getting better. They often said rude words, and because of that all servants in their home felt that they couldn’t stay longer. They felt that they couldn’t accept to be treated in that way. ( To read the st ory in Bahasa Indonesia  click here) Then one day, all the servant left the home. Knowing that she had no longer people that could help her, the mother now took care of all the job at the house. Cleaning, cooking, watering flower, washi...

The Legend of Putri Cermin Cina || Jambi Folklore (English Version)

This Folklore or Cerita Rakyat happened in a place in Jambi Province, Indonesia. The story tells about the life of Putri Cermin Cina. This story is written in English and to read story in Bahasa Indonesia please click here! Long time ago, there was a kingdom in Jambi that was ruled by a king named Sultan Mambang Matahari. Sultan Mambang Matahari had a son named Tuan Muda Selat and a daughter named Putri Cermin Cina. The son of the king was handsome but he was such a reckless boy while the daughter is beautiful. She had a white skin like a Chinese girl and because of the skin she had then she was call “Putri Cermin Cina”. One day, a well-known merchant visited the kingdom. That merchant name was Tuan Muda Senaning. He and his crews visited the kingdom because they had some trade business. The arrival of Tuan muda Senaning was welcome kindly by the king. The king then welcomed Tuan Muda Senaning with a banquette. Together with his son and his daughter, the king asked Tuan mu...