Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

Lonceng (Arwah Penunggu Harta Karun) || American Folklore

Dahulu kala, terdapat seorang pendeta jahat yang tidak takut dengan Tuhan maupun manusia. Tugasnya di gereja adalah menghitung sumbangan dan juga membunyikan lonceng untuk mengumpulkan jemaat. Hati pendeta ini dipenuhi oleh sifat serakah, dan ia mulai mengambil keuntungan dari sumbangan yang diberikan oleh jemaat gereja. Pendeta itu mencuri uang dari sumbangan yang terkumpul. Ketika ia berhasil mengumul satu peti penuh emas, ia akan membunuh seseorang dan mengubur orang tersebut bersama peti emas. Hal ini dilakukan agar arwah orang tersebut akan menjaga emas yang ikut dikubur dengannya. Dan mereka yang berusaha untuk mengambil peti penuh emas dari kuburan itu akan langsung dihabisi oleh arwah sang penjaga. Ketua pendeta yang datang ke tempat pendeta tersebut tidak memerhatikan apa yang pendeta tersbut katakana sebelum meninggal. Tetapi tukang bersih-bersih yang sedang bekerja pada saat itu mendengar apa yang pendeta itu katakana tentang emas yang dikubur. Ia sangat miskin dan me

The Bells (The Mystical Treasure Keeper) || American Folklore

There once was an evil priest who did not fear God or man. His duties for the church included counting the offerings and ringing the bells to summon people to Mass. But his heart was filled with greed, and he began to take advantage of the good people of his parish. The priest stole money out of the offerings to keep for himself, and when he had filled a chest full of gold, he killed a man and buried him with the chest so the murdered man's ghost would guard it. Anyone who tried to dig for the treasure would be devoured by the skeleton of the murdered man. The evil priest planned to return to Spain with his ill-gotten treasure, but he fell ill with a fever a week before his ship was scheduled to leave. On his deathbed, the priest repented of his crime. He swore to his confessor that his soul would not rest until he returned the gold to God. The priest died before he could reveal the place where the treasure was buried. As he gasped out his last breath, he said: "Follo

Pasukan Hantu || American Folklore

Seorang tukang cuci, yang baru saja pindah ke Charleston karena terjadi perang saudara, selalu terbangun ditengah malam tepat jam duabelas malam karena suara roda kendaraan yang melewati jalanan. Tetapi, ia tinggal di sebuah rumah yang terletak di jalan buntu, dan tak mungkin sebuah kendaraan akan melewati jalan buntu dan tidak ada penjelasan mengapa hal ini terjadi. Suaminya tidak akan mengijinkannya mengintip keluar jendela untuk melihat sumber suara, suaminya menganjurkannya ntuk tidak mengambil pusing akan kejadian ini. Sampai pada suatu hari, ia menyanyakan hal tersebut kepada seorang wanita di sampinya yang sedang mencuci bak mandi. Wanita tersebut berkata “Apa yang kau dengan adalah Pasukan Hantu. Merka ada sekumpulan tentara yang meninggal di rumah sakit tanpa mengetahui jika perang sudah berahir. Setiap malam, mereka bangun dari kubur untuk membantu Lee di Virginia untuk memerkuat pasukan yang berada di wilayah selatan. Malam berikutnya, wanita tukang cuci terse

Army of the Dead || American Folklore

A laundress, newly moved to Charleston following the Civil War, found herself awakened at the stroke of twelve each night by the rumble of heavy wheels passing in the street. But she lived on a dead end street, and had no explanation for the noise.  Her husband would not allow her to look out the window when she heard the sounds, telling her to leave well enough alone. Finally, she asked the woman who washed at the tub next to hers. The woman said: "What you are hearing is the Army of the Dead. They are Confederate soldiers who died in hospital without knowing that the war was over. Each night, they rise from their graves and go to reinforce Lee in Virginia to strengthen the weakened Southern forces."  The next night, the laundress slipped out of bed to watch the Army of the Dead pass. She stood spell-bound by the window as a gray fog rolled passed. Within the fog, she could see the shapes of horses, and could hear gruff human voices and the rumble of canons bein