To read the story in English click here!
Dikampung
Pasie, berdekatan dengan Paya Senara daerah Krueng Raya, Nanggroe Aceh
Darussalam. Pada zaman dahulu, berdiamlah di tempat tersebut satu keluarga
terdiri dari bapak, ibu dan seorang anaknya laki-laki bernama Amat. Amat,
sering juga di panggil " Agam " ( Dalam Istiadat Aceh, panggilan Agam
adalah untuk seorang anak laki-laki maupun perempuan di panggil Inong).
Keluarga
ini tergolong miskin. Pekerjaan sehari-hari adalah mengolah sabut dan garam.
kulit kelapa yang umunya dibuang orang, mereka kumpulkan, lalu direndamkan
dalam lumpur. Setelah beberapa lama, rendaman itu diangkat, di bersihkan.
Isinya yang sedikit membusuk dibuang sehingga tinggal seratnya saja. Serta ini
diolah atau dipintal menjadi jenis tali sabut.
Untuk
memasak, mereka menggunakan kulit kelapa, pelepah dan daunnya sebagai kayu api.
Sedangkan bagi orang kaya semua itu dibuang atau tidak dibutuhkan dalam
kebutuhan mereka, cuma dibutuhkan untuk api unggun dalam kandang lembu mereka
untuk mengusir nyamuk dalam kandang.
Disamping
itu mereka membuat garam, karena kampung pasie (Pasir) itu terletak di tepi
pantai. hasil dari kedua mereka inilah yang mereka jual untuk mendapatkan
nafkah hidup sehari-hari yang masih jauh memadai. Kasih sayang kedua orangtua
si amat tercurah kepadanya, sebab ia anak tunggal satu-satunya. Mereka ingin
memberikan kecukupan untuk anak mereka, sebagaimana kebanyakan anak-anak orang
lain. Tetapi, hendak dikata, maksud hati memeluk gunung apa apa daya tangan tak
sampai.
Berbagai
usaha lain sudah dicoba oleh bapak si amat untuk mendapatka kehidupan yang
lebih baik bagi keluarganya, tetapi tetap mengalami kekecewan. mungkin karena
mereka tak memiliki modal apapun kecuali tenaga dan kemauan. Dalam keadaan
seperti ini, orang tuanya selalu berpasrah diri kepada Allah, mepertebal
keimana dan taqwanya. Setiap selesai shalat, mereka selalu berdoa setidaknya
kepada anaknya, Amat, kelak Allah dapat memberikan kehidupan yang lebih layak,
sehingga dapat dijadikan payng saat hujan, kayu rimbun tempat berteduh bagi
mereka di hari tua.
Keberuntungan
tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak pada ketiak amat berumur lima
tahun, meninggalah bapaknya. "Patah dahan tempat berjuntai, rubuhlah
cabang tempat bergayut". Tinggalah si amat dan ibunya. betapa sedih
ibunya si amat tak terperihkan lagi. Cita-cita dahulu yang di impikan akan di
jangkau oleh dua pasang tangan, ia dan suaminya sekarang hanya dirinya sendiri.
Dan sampai dimanakah kemampuan seorang wanita sendiri hidup ditinggali seorang
kekasih yang ia cintai.
bapak
si amat tidak meninggalkan warisan sekalipun kecuali gubuk tiris beserta
anaknya si amatyang perutnya setiap hari minta di isi. Kemudian segumpal
cita-cita dan doa untuk kebahagiaan mereka dikemudian hari. Di penghujung
tangis yang berkepanjangan karena iman dan taqwa, timbul kembali kesadaran yang
sempurna, bahwa sema itu adalah takdir dan kehendak Yang Maha Kuasa. Bulatlah
tekat dan cita-cita tidak boleh pudar dan tetap berusaha dengan kemampuan yang
ada.
Amat
di serahkan kepada Teungku Meunasah untuk belajar mengaji bersama anak-anak
yang lainnya dikampung tersebut. Pada dasarnya, ia anak yang rajin dan pandai,
Serta cepat untuk dapat menerima pelajaran pengajian yang diberikan. Sering
amat dicemoohkaholeh teman-temannya karena pakaiannya compang-camping penuh
tambalan, sambil menangis ia pulang ke rumah. Ibunya mengetahui semua ini.
Pada
kejadian yang demikian ibunya berusaha untuk tersenyum (Terseyum adalah sbagian
dari iman" Allah memeberikan senyuman kepada wajah agar tidak dapat
mengobati sedih"), memeluk dan mengusap air mata anaknya. kadang-kadang
setiap saat mendongengkan sesuatu yang maksudnya perbuatan seperti itu adalah
tidak baik yang akhirnya mendapatkan balasan yang tidak baik pula berupa
balasan dari Allah. Menjelang tidur malam hari, sering pula ibunya menceritakan
dongeng sejenis itu. Diantaranya dongeng anak durhaka yang pada akhir ceritanya
dapat malapetaka.
Ane orang aceh gan , Thanks udah Melestarikan daerah ane !!
ReplyDeletelestarikan budaya daerah !
ReplyDeleteWaduh, ane baru tau sama ini cerita.. nice artikel gan, pengetahuan ane jadi bertambah!
ReplyDeletepastinya gan
ReplyDeletemantab gan. buat story telling
ReplyDeletemantab gan. buat story telling
ReplyDeletePastinya dong gan
Deletebangga saya cerita aceh di bawakan disini (awesome), salam hangat dari saya mas :) (pidie)
ReplyDeletewah bagus nih gan buat reperensi cpa tau ada anak sekolah yg lagi butuh cerita kan tinggal langsung print
ReplyDeleteceritanya mantap Salam dari kota Pekalongan untuk Aceh cerita kaya gini yang saya suka gan
ReplyDeletesangat bermanfaat bro info nya (y)
ReplyDeletedari sabut kenapa terus jadi orang kaya , mantap nih sob memotivasi
ReplyDeletewah menambah wawasan mas
ReplyDelete