Bertahun-tahun yang lalu, hiduplah seorang duda bernama
Mark yang telah menikahi seorang wanita, Lisa, setelah kematian istri
pertamanya. Pada suatu sore, beberapa hari setelah
pernikahannya dengan Lisa, Mark mengajak istrinya keduanya tersebut menuju sebuah rumah
berlantai dua, yang awalnya Mark bangun untuk istri pertamanya. Tidak
mengharapkan kejutan apa-apa dari Mark, Lisa terlihat sangat bahagia ketika
melihat rumah yang Mark bangunkan untuknya tersebut. Rumah tersebut tidaklah
besar, kecil, tapi sangat nyaman untuk ditinggali.
Beberapa tahun kemudian, setelah pernikahannya dengan
Lisa, Mark mendapatkan kejutan. Kabar bahagia datang dari Lisa. Lisa mengatakan
kepada Mark bahwa ia mengandung anak kembar. Mark sangat bahagia ketika ia
mendapatkan kabar tersebut dari Lisa, ia tidak pernah membayangkan sebelumnya
bahwa ia akan mendapatkan dua anak sekaligus. Tetapi dibalik
kebahagiaan itu, Mark mulai gelisah akan masa depan keluarganya jika ia tinggal
di rumah kecilnya saat ini. Mark berpikir bahwa ia dan keluarganya membutuhkan rumah yang lebih besar. Setelah bertukar pendapat dengan Lisa, mereka pun
setuju untuk menjual rumah kecil yang mereka tempati sekarang dan berencana
untuk menggunakan uang hasil penjualan untuk membeli rumah yang lebih besar.
Kejadian aneh mulai terjadi setelah Lisa dan Mark
berencana untuk menjual rumah mereka. Pada suatu malam, bau wangi meyeruak
masuk ke penjuru seisi rumah dan membuat Mark dan Lisa keheranan. Mark lah yang pertama kali mencium wangi tersebut dan seketika
itupula ia bertanya kepada Lisa apakah ia memakai parfum malam itu. Lisa yang
keheran karena juga mencium wewangian tersebut hanya bisa menggelengkan kepala
dan bertanya “kenapa?” kepada Mark. Dengan suara lirih dan muka pucat pasi Mark
berkata “wangi ini adalah wangi parfum yang biasa mendiang istriku dulu pakai.”
Tidak lama setelah Mark mengatakan hal tersebut kepada
Lisa, tiba-tiba kursi di dalam rumah bergerak dengan sendirinya. Begitu pula
piring-piring dan sendok di meja makan. Buku buku di lemari berjatuhan dan
anehnya buku tersebut kembali tertata dengan sendiri setelahnya. Lisa yang
ketakutan hanya bisa menangis di samping Mar, yang langsung membawa istrinya
tersebut ke dalam kamar. Malam itu, Mark dan Lisa tidak bisa tidur dengan
tenang karena suara berisik terus terdengar sepanjang malam di lantai pertama
rumahnya.
Keesokan harinya, dengan raut muka kelelahan, Mark
berkata kepada Lisa bahwa mereka harus segera menjual rumah tersebut. Lisa yang
belum bisa melupakan kejadian aneh malam sebelumnya, hanya bisa mengangguk
lemah, mengiyakan rencana suaminya tersebut. Beberapa hari kemudian,
malam-malam dilalui oleh pasangan yang akan menjadi orangtua tersebut tanpa
gangguan apapun. Sampai pada suatu sore……
Sore itu, ketika matahari mulai menunjukan sinar
kejinggaannya, Mark sedang berbincang dengan seorang pria dan istrinya yang
tertarik untuk membeli rumahnya tersebut. Sedangkan di belakang rumah, Lisa sedang
mencuci pakaian yang kotor. Lisa selesai menjemur pakaian di tali yang
membentang sepanjang kurang lebih 10 meter ketika ia tiba-tiba melihat sesosok
wanita tersenyum di balik pintu dapur sambil melambaikan tangannya. Lisa yang
tidak bisa melihat dengan jelas wanita tersebut karena jarak yang
cukup jauh antara tempat ia menjemur pakaian dengan pintu dapur, mengira bahwa wanita
tersebut adalah istri dari pria yang tertarik untuk membeli rumah.
Lisa pun bergegas berjalan menuju pintu dapur. Namun,beberapa
meter sebelum ia mencapai pintu dapur, hal aneh tiba-tiba terjadi. Wanita
tersebut, tetap dengan senyum lebar di wajahnya, berjalan kearahnya tanpa
membuka pintu dapur. Wanita tersebut berjalan menembus pintu dapur. Lisa
melihat dengan jelas bagaiman kaki wanita tersebut melayang di atas tanah dan
ketika wanita tersebut berjarak hanya berpa senti saja darinya, Lisa mencium
bau yang sama dengan bau yang ia cium saat malam terror menakutkan terjadi.
Lisa hanya bisa menganga tanpa bisa berkata apa-apa.
Nafasnya tersenggal-senggal, wajahnya pucat pasi seperti kehilangan darah. Wajah
wanita itu dengan tiba-tiba saja mendekat ke arah telinganya, berbisik “Jangan
kau berani untuk menjual rumah ku!!!”.
Lisa hanya bisa menggerakan mulutnya dan suara
tertahan keluar dari dalamnya. “Atau hal yang tak diinginkan akan terjadi pada
mu dan Mark!” bisik sosok wanita itu dan tiba-tiba saja ia menghilang. Seperti
terbangun dari tidur, Lisa pun langsung mampu menggerakan badannya dan berlari
ke dalam rumah sambil berteriak-teriak memanggil Mark. Mark yang sedang duduk
sendirian karena tamunya telah pulang, terkejut dan bertanya apa yang terjadi.
Lisa pun menceritakan apa yang ia lihat dan dengar. Mark hanya bisa terdiam,
dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa sosok wanita yang menemui Lisa bukanlah
arwah istrinya.
Lisa yang sangat ketakutan meminta Mark untuk segera
menjual rumahnya. Keesokan harinya, Mark memanggil pendeta untuk mengusir roh
jahat yang ada dirumahnya dan setelahnya, Mark segera menjual rumah kepada
pasangan yang menemuinya sore sebelumnya. Mark memutuskan untuk mengosongkan
rumah pada malam itu juga walaupun ia belum menemukan rumah pengganti. Setelah
mengemas barang, Mark dan Lisa menaiki mobil dan menuju rumah orang tua Lisa.
Di tengah perjalanan, Mark dan Lisa yang duduk di
bangku depan mobil tiba-tiba dikejutkan dengan suara menangis dari kursi
belakang. Merekayang terkejut dan keheranan karena mereka yakin tidak ada orang lain selain mereka berdua di dalam mobil langsung mengarahkan pandangan mereka ke kaca yang tergantung di mobil. Dan ketika merks melihat dari kaca tersebut, dengan jelas mereka melihat
sosok mendiang istri pertama Mark mentap tajam ke arah mereka sambil berkata ‘Pembohong!!!
Mati kau!!!”. Seketika itu pula Mark teringat akan janji kepada istri pertama
dahulu ketika masih hidup untuk tidak menjual rumahnya. Tiba tiba saja, sosok
istri pertama Mark mencekik Mark dengan kedua tangannya yang terlihat putih
pucat. Lisa yang melihat kejadian menyeramkan di depan mata kepla sendiri hanya bisa menjerit dan berusaha untuk keluar dari
mobil yang sedang berlaju kencang. Setelah dengan bersusah payah membuka pintu
mobil, Lisa pun melompat dari mobil dan jatuh terguling-guling di sepanjang
jalan. Lisa masih setengah sadar ketika samar-samar ia melihat mobil yang Mark
kendarai menabrak pohon di pinggir jalan dan terbakar.
Keesokan harinya, Lisa terbangun di atas kasur rumah
sakit. Ia meraba perutnya dan ia tiba-tiba panik karena perutnya telah
mengempes. Ia pun kemudian memanggil suster yang berdiri membelakanginya untuk
menanyakan apa yang terjadi. Dan ketika suster tersebut membalikan badan, suster
tersebut tersenyum lebar dan berkata “Jangan jual rumahku” dan beberapa detik
kemudian, Lisa terbujur kaku dengan mulut menganga.
TAMAT!
Cerita yang luar biasa.
ReplyDeleteSama sama gan. Terimakasih sudah berkunjung. :)
Delete