Skip to main content

Pengalaman Test TOEFL, dll. || Chapter 2

“Bla…Bla…Bla”!!!!!!!! teriak kondektur kopaja 502 ketika kita sudah menyebrang jalan dan menghampiri bus yang didominasi warna hijau dan putih tersebut. Gue tulis “bla, bla,bla” karena gue ga inget apa yang diterikan kondukter tersebut. Kopaja 502 tersebut berhenti di bahu jalan tepat di depan universitas yang memiliki nama seperti presiden pertama Indonesia. Yap, Universitas Bung Karno.
Kebun cerita cerita rakyat cerita daerah folklore kisah rakyat cerita rakyat tradisional kisah seram nyata cerita seram belajar bahasa inggris
Moda transportasi yang mengantarkan gue dan temen gue ke kampus yang dituju


Gue: Ini universitas negri ya?

Temen gue: Bukan, swasta (singkat)

Gue; Bangunannya klasik banget ya? Kayak bangunan tua

Temen gue: (diem) ga respon mungkin bosen denger gue ngoceh mulu.

Di belakang, kondukter kopaja masih berteriak-teriak menunggu penumpang. Beberapa penumpang mulai memasuki transportasi yang diisukan akan dihetikan operasinnya ini oleh Gubernur Jakarta. Hujan di luar masih berjatuhan dengan setianya, udara semakin dingin. Kedinginan itu tidak hilang dengan jaket yang gue kenakan, karena jaket ini basah kuyup (nggak kuyup juga sih) saat gue ama temen gue berjalan menuju kopaja.

Tak lama, kopaja pun berderu melaju ke tempat yang gue tuju. Tak lebih dari 10 menit, kita pun sampe di gerbang. Karena letak kampus yang bertepatan dengan rumah sakit Cipto Mangunkusuo,  gue ga yakin apkah ini gerbang kampus, atau gerbang rumah sakit. Gue pun melangkah memasuki area yang dipagari oleh seng berwarna silver, menandakan adanya pembangunan di daerah tersebut.

“Mas, mas sini mas sini” tiba-tiba terdengar suara lengkingan mas-mas yang manggil kita berdua. Gue pun takut, takut kenapa gue dipanggil. Takut di lecehkan. :D Setelah celingukan mencari sumber suara, ternyata itu adalah suara 3 petugas security yang mencoba mengarahkan kita untuk melewati jalan yang telah mereka tunjuk. Gue pun melangkah menuju jalan teresebut.

“Clek clek clek” terdengar suara aneh nan misterius lagi. Temen gue pun nenggok, gue juga. Dan kita melihat mahluk Tuhan paling seksi dengan baju pink nan indah. Muda, tidak tua, dan tidak keriput, mahluk Tuhan paling seksi tersebut melangkah mendahului kita. Kita pun mengekornya.

Gue: Pasti die mau ngambil TOEFL juga (kata gue sotoy. Sotoy means sok tahu)

Temen gue: (Diem lagi)

Gue pun mulai memasuki lorong yang tampak temaram karena hanya diterangi lampu yang mengantung nun jauh di atas atap sana. Ruangan yang terlihat tua ini mirip seperti bagian dalam museum Fatahillah (gue belum pernah masuk museum itu, jadi gue cuma berasumsi aja, :D) di Kota Tua. Bau obat-obat, yang gue yakin formalin, tercium di lorong tersebut. Ruangan di kanan kiri lorong tersebut terkunci rapat. Sekilas, jiwa imaginative gue bangkit. Gue membayangkan suster ngesot sedang kuliah di bangunan itu. Hiiiiii. Ngeri!

Sesampainya di ujung lorong, kitapun berbelok ke arah kiri, dan berjalan di jalanan kecil beratapkan sesuatu (gue lupa namanya) berwarna biru, yang memungkinkan kita tetep kering walau hujan, Wow keren!!!!!!!!!! :D:D:D:D

(Oiya gue lupa , sejak di kopaja, gue udah buka Google Maps buat nunjukin jalan ke arah bangunan yang gue cari) Dengan masih memegang Handphone, melihat Google Maps, gue dan temen gue berjalan sampai di ujung jalan. Terlihat di Google Maps kalau bangunan tempat kita test tidak jauh lagi. Tapi gue dan juga tentunya teman gue bingung bangunan mana. Ahirnya gue berinisiatif buat nyuruh temen gue nanya satpam, tapi kali ini temen gue melakukan “rebellion” dengan menyuruh balik gue buat nanya. Gue pun manut.

Gue: Misi pak. Lembaga Bahasa UI dimana ya pak?

Satpam: Huh? (gue kira yang bersangkutan ga denger) Lembaga Bahasa apa?

Gue: Lembaga Bahasa UI pak

Satpam: Huh? (gue mulai Bete.) Emang ada ya mas lembaga bahasa UI?

Gue: Mmmmmm………(mirip ketika gue keenakan makan cokelat) Kalo Lembaga Bahasa International UI pak?

Satpam: Oh….Itu. Itu mas ke sana, lurus aja. (Ini Satpam apa “Captcha” sebenernya? Ngomongnya harus tepat.*whip my hair back and forth

Gue yang udah bete ga ngeliatin arah tangan satpam saat bilang “kesana”.

Gue: Kesana, ke kanan yan pak?

Satpam: Iya

Gue: Oke pak Makasih pak. Gue pun memberi lembaran limapuluh ribuan (hahaha tapi gue bo’ong).

“kretek kretek kretek’ (bukan tukang rokok) bunyi derasnya hujan terdengar. Hujan pun turun dengan derasnya. Kita berlari kea rah kanan dan memasuki gerbang yang di sebelah kirinya terdapat sekumpulan bapak bapak dan mas mas jualan. 

Gue: Kemana nih?

Temen gue: Ga tau

Gue: Gimana?

Temen gue: Udah kesono dulu.

Gue pun mengekor temen gue dari belakang. Menuju tempat yang ternyata di dalamnya terdapat security lagi. Ternyata pengelihatan temen gue tajam juga.

Gue: Tanya gih

Temen Gue: Lu aja lah

Gue: Yaudah yok Tanya bareng bareng

Gue pun nyuruh temen gue masuk duluan ke ruangan tersebut. Sedangkan gue pura-pura jalan dan berhenti di samping pintu masuk. Gue tersenyum kemenangan penuh kelicikan karena telah berhasil mengakal-bulusi temen gue buat nanya. Tak berlama kemudian temen gue keluar.

Gue: Apa katanya?

Temen gue: Katanya di bangunan ini (kata temen gue nunjuk banguan di depan kita) di lantai 3-nya. Tapi gue ga tau gimana masuknya. Gue ga mudeng pas di jelasin

Gue: (Senyum Kecut) Eh itu ada mas mas (gue pun menujuk sekumpulan mas mas yang sedang ngerumpi di depan jajaran motor) yok nanya ama mereka.

Temen gue: Yok

Gue: Yok lu duluan

Dan temen gue jalan duluan menghampiri mas-mas tersebut. Gue, seperti biasa, pura pura jalan tapi balik lagi nungguin temen gue selesai nanya. Senyum kelicikan tersungging lagi. Gue memang licik dan penuh tipu muslihat.

Temen Gue: Lewat sini (teriaknya sambil nunjuk jalan).

Gue pun berjalan melewati jajaran motor yang terparkir semrawut. Celah sempit pun harus di lewati, terasa sempit dan enak. Maksud gue terasa sempit dan susah, gue harus menahan nafas buat ngelewatinya. Dengan penuh usaha, gue pun berhasil melewati motor-motor gendut tersebut. (??????????????)

Kita pun tiba di sebuah pintu berdaun dua yang terbuat dari kaca. Pintu tersebut terbuka lebar dan terdapat 4 bapak-bapak sedang mengobrol berdiri di samping pintu. Temen gue yang udah kebelet ketika sampai di pintu tersebut harus berbelok ke arah kamar mandi. 5 menit ditunggu, ahirnya dia keluar dan kita memasuk pintu tersebut.

Ruangan besar nan luas sudah berada di pikiran gue ketika memasuki pintu tersebut, tapi nyatanya, pintu tersebut mengarahkan kita ke ruangan yang ga luas. Kita pun berjalan menaiki tangga. Yang beralaskan karpet berwarna coklat muda. Karpetnya empuk, ga seempuk karpet tipis di kosan gue yang gatel. :D

Tibalah kita di lantai 3 ruangan tersebut, pintu berdaun dua yang hanya terbuka salah satunya pun menyambut kita berdua. Kita pun berhenti di depan pintu tersebut karena kita melihat tempelan di salah satu kaca pintu yang tidak dibuka tersebut. Tempelan yang berisi list nama-nama peserta ujian tersebut tertempel rekat dengan 4 lemaran selotip bening di setiap sisinya.

Temen Gue: Eh…jam 9 mulainya !!!!!!!! (kata temen gue panic)

Gue: Huh? (kata gue sedikit ga mudeng) Seriusan? Jam 9?

Temen Gue: Nih nih liatin (jari mungilnya nunjuk ke kertas yang tertempel tersebut)

Gue: Harinya kapan? Sekarang?

Temen gue: Iya sekarang

Gue: (berusaha tenang, walapun agak panic juga) coba liat ada nama kita ga?

Kita pun menelusuri nama yang tertera dan kita tidak menemukan nama kita. Untuk lebih memastikan kita pun berinisiatif menanyakan kepada petugas receptionist. Gue (lagi-lagi) ngajak buat nanya , dan (lagi-lagi) temen gue berjalan duluan masuk keruangan dan gue (lagi-lagi) pura-pura berjalan dan tidak masuk ruangan. Gue (lagi-lagi) tersenyum penuh kelicikan. 

Teman gue:************

Receptionist:***********

Temen gue:************

Receptionist:***********

Temen gue pun keluar: Iya ternyata kita jam 1. Yang ini yang mulai jam 9. Tapi testnya lama amat ya? Selesainya jam setengah 12.

Gue; Emang segitukan waktunya?

Bla bla bla. Kita pun lanjut ngomong sambil menuruni tangga nan empuk tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Soal Argumentative Text dan Kunci Jawabannya (Floating Breakfast)

Halo sahabat kebuncerita apa kabar? Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan contoh soal argumentative text . Contoh soal ini dapat kalian gunakan untuk melatih kemampuan membaca kalian ataupun dapat juga digunakan sebagai bahan latihan membaca murid di dalam kelas. Jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya jika kalian ini menggunakan contoh soal reading ini.   Baca Juga:  Contoh Soal Narrative Text dan Kunci Jawabannya (The Man, The Boy and The Donkey) Baca Juga :  Contoh Soal Narrative Text dan Kunci Jawabannya (The Grasshoper and The Toad)   The floating breakfast via https://cococollection.com If you follow luxury resorts or travel influencers on Instagram, odds are good that you have seen at least one "floating breakfast." In case you are not familiar with them, here is what to know: they are your typical upscale hotel room service breakfast -- think toast, fruit, coffee, and the like -- served in a pool or hot tub instead of in bed. Usually, they a...

Batu Badaong || Maluku Folklore

Once there, in a village located in Tanimbar Island (Maluku), there lived a rich man with a wife and 2 children that had already been teenagers. The children were extremely spoiled by their father so that they became lazy conceited children. They lives were so dependent upon other people. There were a lot of servants at their home. One day, the father passed away. Instead of being more mature because of the fact that they had no longer their father around, they were getting more spoiled. Their attitude toward their servants were not getting better. They often said rude words, and because of that all servants in their home felt that they couldn’t stay longer. They felt that they couldn’t accept to be treated in that way. ( To read the st ory in Bahasa Indonesia  click here) Then one day, all the servant left the home. Knowing that she had no longer people that could help her, the mother now took care of all the job at the house. Cleaning, cooking, watering flower, washi...

The Legend of Putri Cermin Cina || Jambi Folklore (English Version)

This Folklore or Cerita Rakyat happened in a place in Jambi Province, Indonesia. The story tells about the life of Putri Cermin Cina. This story is written in English and to read story in Bahasa Indonesia please click here! Long time ago, there was a kingdom in Jambi that was ruled by a king named Sultan Mambang Matahari. Sultan Mambang Matahari had a son named Tuan Muda Selat and a daughter named Putri Cermin Cina. The son of the king was handsome but he was such a reckless boy while the daughter is beautiful. She had a white skin like a Chinese girl and because of the skin she had then she was call “Putri Cermin Cina”. One day, a well-known merchant visited the kingdom. That merchant name was Tuan Muda Senaning. He and his crews visited the kingdom because they had some trade business. The arrival of Tuan muda Senaning was welcome kindly by the king. The king then welcomed Tuan Muda Senaning with a banquette. Together with his son and his daughter, the king asked Tuan mu...