Skip to main content

The Fighting Roosters and the Eagle || Ayam jantan yang saling berkelahi dan Sang Elang|| American Folklore

“Lagi, Lagi!” kokok ayam jantan ketika ia melihat ayam jantan lain yang berwarna merah sedang menggoda para ayam betina lagi. “Dia sangat kurang ajar. Aku adalah ayang jantan penguasa wilayah pertanian ini, bukan dia!”  Ayam jantan hitam itu kemudia menganggukan kepalanya dan berkokok dengan sangat kencang “Kukuruyuk, aku akan menantangmu berkelahi” Ayam jantan merah itupun membalikan badannya dengan pelan, menggerakan seluruh bulu indahnya dan berkata “O yeah? Coba saja kalau berani” jawabnya.
cerita rakyat
Para ayam betina saling berkokok dan bersahutan ketika mereka melihat ayam jantan hitam dan betina saling terbang mendekati satu sama lain. Mereka kemudian saling bergumul, mematuk, menendang dang memukul dengan kaki, patuk dan sayap=sayap mereka. Bulu ayam jantan terseutpun terbang di udara.

Ayam jantan merah pun mengarahkan kekuatan patuknya kearah kepala ayan jantan hitam, tetapi ayam jantan hita berhasil mengelak dan mengigit kai ayam jantan merah. Ayam jantan merah berkok dengan nada kesakitan bercampur kemarahan, ia menyingkirkan ayam jantan hitm dengansayapnya.

Ayam Jantan hitam ternyata lebih lihai dalam berkelahi, ia berhasil menghindari kepakan sayap ayam jantan merah. Ia pun terbang dan menyerang lawanya dari arah belakang. Kali ini, ia mengigit pundak ayam jantan merah. Ayam jantan merah berteriak kesakitan, ia pun berlari menajuh dengan pundak yang berdarah.

“Aku menang” kokok ayam jantan hitam dengan bangga. Ia membusungkan dadanya dan mengepakan sayapnya dengan bangga. Kemudian ia terbang ke puncak tembok yang tinggi dan membentangkan sayapnya lebar-lebar, dan berkokok dengan suara terkerasnya “Aku sang JUARA”

Jauh di atas langi, seekor elang terbang dengan mals. Matanya sibuk mencari mangsa untuk makan malamnya. Ketika ia melihat seekor ayam jantan hitam sedang berdiri di atas tembok dan telinga mendengar kokokannya yang keras, ia pun berkata “Ah ha! Ahirya makan malam!” kemudian ia melipat sayapnya dan terbang menukik.

“Aku menang! Aku menang! Akulah sang ayam jantan jagoan!” ayam jantan hitam itupun menari di tembok dimana ia berdiri. Dibawahnya, para ayam betina terlihat gusar dan bersuara riuh karena mereka melihat bayangan hitam turun dengan cepat dari arah langit.

“Aku men…..” Kokokan kemenangan ayam jantan hitam itu pun terhenti ketika sang elang mencengkramnya dari tembok tersebut dan membawanya terbang dengan cakarnya yang kuat. Dari bawah, ayam jantan merah melihat lawannya tersebut menjadi mangsa sang elang. Bebrap bulu hitam terbang dari atas dan jatuh di kepala ayam ayam betina yang sedang mengerami telurnya di balik tembok.
Ayam jantan merah itupun mengepakan sayapnya dan menjilati luka di sayapnya, dan kemudian berkoko. “Kau mungkin telah menang, tpi aku sekarang adalah penguasa di pertanian ini.” Dan semu ayam betina yang mendengarnya pun terlihat setuju dengan pernyataan ayam jantan merah itu.

Pesan: Kesombongan adalah awal kehancuran.

The original English story is adapted from

http://americanfolklore.net/folklore/2012/07/the_fighting_cocks_and_the_eag.html

“That’s it!” Black Rooster crowed to himself when he spotted Red Cock flirting with the hens again.  “I’ve had it with that impudent Rooster.  I am the Master of the Farm Yard, not him!”  
Black Rooster threw back his head and crowed loudly: “Cock-a-doodle-doo!  I will fight you.”

Red Rooster turned around slowly, fluffing out every feather on his body as he moved.  “Oh yeah?  Just try it,” he replied.  
The hens squawked and gabbled as the two Roosters flew toward each other.  They huddled together as the Roosters pecked and kicked and pounded one another with outstretched wings.  Feathers flew everywhere.

Red Rooster aimed a mighty blow to Black Rooster’s head, but Black Rooster ducked and bit Red Rooster's leg.  Red Rooster screamed in rage and pummeled Black Rooster with his wings, but Black Rooster was older and wilier than Red Rooster and hustled out of reach.  Then Black Rooster bit Red Rooster from behind, right in the shoulder.  Red Rooster screamed in agony and flapped away to a private corner to bleed in misery.  

“I won!” Black Rooster crowed in delight.  “I won!”  He threw out his chest and flapped mightily.  Then he flew up to the top of a high wall and stretched his wings to their full length, calling exultantly at the top of his voice.  “I am the WINNER!”  

High above the farm yard, Eagle floated lazily on an updraft.  His keen eye was searching for his next meal, when he spotted Black Rooster dancing atop the high wall.  His keen ear heard Black Rooster crowing in triumph.  “Ah ha! Dinner at last,” said Eagle, folding his wings and diving toward the ground.  

“I won!  I won!  I, the mighty Black Rooster, have won!”  Black Rooster strutted and danced on the high wall above the farm yard.  Beneath him, the hens cackled wildly and flattened themselves on the ground as a shadow blotted out the sky.  

“I wo….”  Black Rooster’s triumphant crow was cut off as Eagle snatched him off the wall and carried him away in his mighty talons.  

Red Rooster peered anxiously from his corner and saw Black Rooster floating away in the Eagle’s grasp.  A few black feathers cascaded down onto the head of a broody hen sitting on a nest in the shade of the wall.  

Red Rooster shook his feathers into place, gave his wounded shoulder a quick preen, and strutted out into the farmyard.  “You may have won, but I am Master of the Farm Yard,” he called after the retreating black speck floating skyward in Eagle's talons.  And all the hens, strutting back into the yard to feed, happily agreed,  

Moral:  Pride goes before destruction. 

Comments

  1. Inspiring....pengingat bhwa kesombongan tdk akan bertahan lama

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Contoh Soal Argumentative Text dan Kunci Jawabannya (Floating Breakfast)

Halo sahabat kebuncerita apa kabar? Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan contoh soal argumentative text . Contoh soal ini dapat kalian gunakan untuk melatih kemampuan membaca kalian ataupun dapat juga digunakan sebagai bahan latihan membaca murid di dalam kelas. Jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya jika kalian ini menggunakan contoh soal reading ini.   Baca Juga:  Contoh Soal Narrative Text dan Kunci Jawabannya (The Man, The Boy and The Donkey) Baca Juga :  Contoh Soal Narrative Text dan Kunci Jawabannya (The Grasshoper and The Toad)   The floating breakfast via https://cococollection.com If you follow luxury resorts or travel influencers on Instagram, odds are good that you have seen at least one "floating breakfast." In case you are not familiar with them, here is what to know: they are your typical upscale hotel room service breakfast -- think toast, fruit, coffee, and the like -- served in a pool or hot tub instead of in bed. Usually, they are placed

Contoh soal test TOEFL dan Pembahasannya |Set 3

Halo sahabat Kebun Cerita, apa kabarnya? Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan contoh soal TOEFL dan cara pengerjaannya. Contoh soal test Bahasa Inggris ini diadaptasi buku Barron’s How to Prepare the TOEFL. Contoh soal TOEFL ini dapat kalian gunakan sebagai bahan latihan untuk mengukur kemampuan grammar Bahasa Inggris kalian. Selamat membaca dan mengerjakan.  Contoh soal Test TOEFL dan Pembahasannya | Set 1 Contoh soal Test TOEFL dan Pembahasannya | Set 2 Contoh soal Test TOEFL dan Pembahasannya | Set 3 via https://wallpaperaccess.com 1.     … small specimen of the embryonic fluid is removed from a fetus, it will be possible to determine whether the baby will be born with birth defects. a.      A b.     That a c.      If a d.     When it is a 2.     To generate income, magazine publishers must decide whether to increase the subscription price or… a.      to sell advertising b.     if they should sell advertising c.      selling adve

The Legend of Putri Cermin Cina || Jambi Folklore (English Version)

This Folklore or Cerita Rakyat happened in a place in Jambi Province, Indonesia. The story tells about the life of Putri Cermin Cina. This story is written in English and to read story in Bahasa Indonesia please click here! Long time ago, there was a kingdom in Jambi that was ruled by a king named Sultan Mambang Matahari. Sultan Mambang Matahari had a son named Tuan Muda Selat and a daughter named Putri Cermin Cina. The son of the king was handsome but he was such a reckless boy while the daughter is beautiful. She had a white skin like a Chinese girl and because of the skin she had then she was call “Putri Cermin Cina”. One day, a well-known merchant visited the kingdom. That merchant name was Tuan Muda Senaning. He and his crews visited the kingdom because they had some trade business. The arrival of Tuan muda Senaning was welcome kindly by the king. The king then welcomed Tuan Muda Senaning with a banquette. Together with his son and his daughter, the king asked Tuan mu