Chapter
1
Dahulu
kala ketika para raksasa masih sangat banyak di bumi ini, hiduplah seorang
raksasa yang bernama Antigonus. Nama Antigonus bukanlah nama pemberian dari
ibunya, tetapi seseorang pernah menceritakan jika nama itu diambil dari bahasa
Yunani, dan ia pun langsung menggunakan nama tersebut sebagai panggilannya.
Antigonus sangat kejam dan kasar. Dia hidup di kastil dan Kastilnya berada di sungai Scheldt, dimana
tempat itu sekarang berubah menjadi kota Antwerp.
Banyak
kapal yang berlayar dari Perancis maupun Belanda melewati sungai ini.
Kapal-kapal yang berlayar tersebut mengangkut kayu, jerami, besi, keju, ikan,
roti, kain linen dan benda-benda lainnya yang di hasilkan di negeri mereka.
Dengan bisnis inilah, banyak pedagang yang menjadi kaya, dan anak-anak dari
pedagang itupun memeliki banyak mainan. Sungai yang mereka layari adalah sungai
yang besar, dalam, dan luas. Kapten kapal sangat menyukai jenis sungai seperti
ini karena dapat dipastikan kapal mereka tidak akan mengenai batuan. Negara-negara
yang dialiri sungai ini pun sangat indah.
Setiap
hari akan terlihat ratusan kapal berlayar putih yang berlayar ke lautan ataupun
yang baru datang dari samudra. Banyak anak-anak kecil yang berdiri di tepian
sungai mengenakan sepatu kayu mereka dan melihat kapal-kapal tersebut
hilir-mudik. Kapal yang datang membawa gula, wine, jeruk, zaitun, dan berbagai makanan , dan juga mereka
membawa kain wol yang digunakan untuk membuat baju hangat. Sering juga para
ahli bangunan yang datang dari kota-kota yang indah di bagian selatan dan
menceritakan betapa kayanya kota-kota tersebut. Kemudian, mereka membatu
membangun rumah-rumah yang indah dan bagus, gereja yang megah, dan juga balai
kota. Semua orang Belgia sangat gembira saat itu.
Tetapi
pada suatu hari, Sesosok raksasa datang ke negara tersebut dan menghentika
kapal-kapal dan memintai mereka uang. Raksasa tersebut memiliki kastil yang
kuat di tepian sungai. Kastil tersebut memiliki emapat bagian dan tembok-tembok
yang tinggi menjulang, dan bagian bawah kastil tersebut sangat gelap, dan
terdapat penjara bawah tanah yang lembab. Apabila kita ingin memasuki tempat
tersebut, maka kita harus membawa lilin untuk menemuka jalan.
Apa-apaan
ini? Semua orang bertanya-tanya tetapi segera mereka menemukan jawabannya. Sang
raksasa, dengan penungannya yang besar, yang terbuat dari pohon oak, menyerang
kota. Raksasa itu berteriak dan menyuruh
semua orang untuk berkumpul di lapangan terbuka.
“Mulai
hari ini dan seterusya” dia mengaum , “Tidak aka nada kapal, baik yang datang
maupun pergi, yang bisa melewati sungai ini tanpa ijinku. Setiap kapten harus
membayar biaya masuk, baik berupa uang maupun
barang. Siapapun yang menolak aturan ini, maka kedua tanggan aka
dipotong dan orang tersebuat akan dilempar ke dalam sungai.”
“Dengarkan
lah dan patuhilah. Siapapun yang membantu kapten kapal untuk lewat tanpa
membayar biaya masuk, maka ibujarinya akan di potong dan dia akan dikurung di
dalam penjara bawah tanah selama satu bulan. Sekali lagi. Patuhilah!
Kemudian,
raksasa itu mengangkat pentungannya dan memukulkannya pada sebuah kereta. Sang
Raksasa mencoba untuk memamerkan kekuatannya.
Cerita
ini disadur dari tempat ini!
Comments
Post a Comment