“Oh itu yang dua ratus, buat
bayar plastic ya” kata seorang lelaki tua di sebuah minimarket di daerah Bumi
Serpong Damai.
Seorang pegawai mini market
yang khas dengan warna birunya tersebutpun hanya tersenyum menanggapi
perkataannya. Kini, lelaki tersebut kembali berkata
“Bukanya udah bayar ya dari
dulu ya plastic di minimarket ini, saya dari dulu (membayar penggunaan plastic)’
Rekan kerja pegwai minimarket
tersebut pun langsung menanggapi
“Kalau di sini belum pak,
mungkin kalau di daerah lain seperti Jakarta udah dari beberapa bulan yang lalu”
Kembali, lelaki tersebut
menanggapi
“Tapi saya udah bayar tuh dari
sepuluh tahunan yang lalu”
Sembari menempelkan kemasan
makanan ringan yang saya beli, kasir minimarket itu menjawab
“Kalau di sini (system computer)
mulai berlakunya (pembayaran kantong plastic) bulan depan pak” jawabanya sambil
menyunggingkan sebuah senyuman.
Kemudian kasir tersebut
memberikan belanjaan saya yang sudah terbungkus plastic putih yang beberapa
tahun yang lalu diklaim sebagai “plastic degradable".
Cerita di atas adalah cerita
yang terjadi sore kemarin, 22 Februari di sebuah mini market di daerah Bumi
Serpong Damai. Cerita tersebut menginspirasi saya untuk mencari lebih lanjut
tentang “plastic berbayar”.
Apasih
Plastik
berbayar?
Plastik berbayar, seperti
namanya. Adalah plastic yang mengharuskan seorang pembeli membayar ketika
menggunakannya. Plastik berbayar ini mengacu pada pembayaran penggunaan plastic
ketika berbelanja di mini market ataupun toko-toko swalayan di Indonesia.
Bagaimana asal muasal munculnya
“plastik berbayar”?
Munculnya kebijakan “Plastik
Berbayar ini” mengacu pada surat edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK) Nomor S.1230/PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme
Penerapan Kantong Plastik Berbayar.
Menurut surat edaran
tersebut, pengunaan kantong plastic yang sejatiinya susah terurai oleh alam
sehingga bisa membahayakan lingkungan harus diminimalkan. Dan salah satu cara
meminimaisirkannya adalah dengan memberikan “harga” yang mengharuskan pembeli
membayar ketika hendak menggunakannya. Batas minimal harga perkantong plastic yang
dianjurkan adalah 200 rupiah, dengan kata lain harga tersebut bisa naik sesuai
kebijakan pengusaha toko retail.
Penggunaan kantong plastic berbayar
ini juga dipicu oleh sebuah gerkan ‘Diet kantong Plastik’ yang mengajak
masyarakat tidak anti-kantong plastic tetapi menggunakan kantong plastic secara
bijak.
Sejauh ini, Plastik berbayar sudah
diuji coba oleh 22 kota, seperti Jakarta, Bandung, Balikpapan, Makassar dan
Surabaya. Sistemnya diatur oleh pemerintah provinsi sampai tingkat kota.
IMHO
Menurut gue, yaelah make kata :gue” lagi. Padahal di
atas udah bagus-bagus pake kata saya. :D
Hahah never mind! Menurut
gue, gue setuju dengan kebijakan pemerintah tentang kantong berbayar ini. Kenapa?
Karen ague semakin prihatin, jika gue perhatiin volume sampah kantong plastic di
Indonesia itu sangat menghawatirkan. Plastik dimana-dimana, nutupin got, bikin
banjir, dibuang di tanah gak mau terurai, ahirnya di bakar deh. Asep item
dimana mana, bikin polusi udara.
Nah dengan kebikan ini, gue
berharap penggunaan kantong plastic bisa ditekan seminimal mungkin. Biar
kite-kite kalo ke indomaret Cuma beli Aqua boto (ish ish ish) ga latah minta plastik
ama mbak mbak bohay minimarket.
Harga 200? Menurut gue sih
terlalu murah ya. Kurang greget buat orang Indonesia yang super greget.
Seharusnya 2000 atau 5000, yah biar orang kalo ke minimarket ga sungkan bawa
tas belanjaan sendiri. Kalo kite kite udah mau bawa tas belanjaan sendiri, bisa
dibayangin ga tuh, plastic di minimarket bakal ga laku , which is a good news. Dan lagian, tas belanja sendiri kan bisa di
gunain berulang ulang, jadi ga sekali pake buang, sekali pake buang, kaya plastic
minimarket.
Ahir kata, gue sangat
berharap kebijakan ini dapat memberi dampak positive buat lingkungan Indonesia.
Dan semoga masyrakat kita semakin sadar dan juga tahu tujuan di balik kebijakan
ini. Alright, gue cukupkan IMHO gue sampai di sini. Saty Awake, Stay tuned, don’t forget to be awesome and also don’t forget
to do what you want to do.
Comments
Post a Comment