The
English version of this story is available now! To read the story in English please click here!
Di saat Tuan Muda Senaning memperoleh jamuan makan di ruang pertemuan balairung kerajaan, putri Cermin Cina sempat bertemu dengan Tuan Muda Senaning. Seketika itu juga Tuan Muda Senaning jatuh cinta kepada Putri Cermin Cina. Kebetulan sekali cinta Tuan Muda Senaning ini dapat diterima dengan baik oleh Putri Cermin Cina. Dengan kata lain mereka berdua tidak bertepuk sebelah tangan.
“Adinda Putri ..... sejak aku bertemu pertama kali denganmu hatiku selalu berdebar-debar. Aku tidak dapat menipu diriku sendiri. Kaulah yang kelak bakal kuminta mendampingi hidupku” kata Tuan Muda Senaning ketika keduanya saling bertemu.
“Jika memang Kanda Tuan Muda Senaning benar-benar mencintaiku, sebaiknya segeralah tanyakan kepada ayahanda.” jawab sang Putri Cermin Cina tampak malu-malu tapi mau.
“Tetapi adakah Dinda juga mencintaiku?”
“Hal ini tidak usah Kanda tanyakan kepadaku. Tanyalah kepada diri sendiri. Nanti Kanda pasti bakal menemukan jawabnya.”
Atas jawaban Putri Cermin Cina seperti itu tidak lama berikutnya Tuan Muda Senaning segera menghadap Sang Prabu Mambang Matahari untuk melamar Putri Cermin Cina. Ternyata dengan senang hati sang prabu Mambang Matahari menerima lamaran Tuan Muda Senaning. Karena lamarannya diterima Tuan Muda Senaning segera merancang roda kehidupan ke depan berikutnya. Tetapi meskipun ia seorang saudagar yang kaya raya, ia tidak berani berlaku gegabah di hadapan calon mertuanya yang seorang prabu di negeri itu. Dalam segala hal ia selalu berhati-hati.
Sementara itu sang prabu Mambang Matahari juga tidak mau terlalu gegabah. Beliau harus mampu menghargai dirinya sendiri sebagai seorang prabu. Pada suatu hari sang prabu Mambang Matahari pergi berlayar untuk suatu kepentingan. Sebelum berangkat beliau berpesan kepada putra laki-lakinya yang bernama Tuan Muda Selat supaya berhati-hati menjaga adiknya jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Setelah sang prabu Mambang Matahari pergi berlayar. Tuan Muda Selat selalu mengajak bermain bersama-sama Tuan Muda Senaning calon iparnya. Bermacam-macam jenis permainan yang dilakukan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah gasing. Pada suatu hari Tuan Muda Selat sedang asyik bermain gasing dengan Tuan Muda Senaning. Karena asyiknya bermain keduanya hingga sering terlibat tertawa terbahak-bahak yang berkepanjangan. Lebih-lebih lagi sang Tuan Muda Selat. Ia lebih banyak lepas kontrol di saat tertawa terbahak-bahak kegirangan itu.
Mendengar tertawa yang terbahak-bahak, yang dilakukan oleh Tuan Muda Selat itu Putri Cermin Cina yang sedang berada di dalam istana pun tersentak juga. Demi mendengar suara yang terbahak-bahak itu Putri Cermin Cina melongokkan kepalanya ke luar beranda istana. Ingin mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi.
Sementara itu di saat yang sama Tuan Muda Senaning melempar gasingnya ditujukan ke gasing Tuan Muda Selat yang sudah terlempar sebelumnya. Memang mereka berdua sedang bermain bersuka ria mengadu gasing masing-masing. Celakanya ketika keduanya masih terdengar kegirangan, gasing Tuan Muda Selat yang melambung tinggi bergerak ke arah beranda istana tempat Putri Cermin Cina berada. Dan apa yang terjadi membuat semua orang yang melihatnya terkesima. Hal ini gara-gara gasing yang melayang tersebut jatuh persis di ubun-ubun Putri Cermin Cina. Seketika itu juga Putri Cermin Cina jatuh terkapar kesakitan.
Melihat kejadian yang tidak diduga sebelumya itu kedua Tuan Muda yang sedang asyik bermain gasing segera lari ke arah Putri Cermin Cina jatuh terkapar berlumuran darah. Tuan Muda Selat dan Tuan Muda Senaning semakin tersentak setelah menyaksikan bahwa Putri Cermin Cina sudah tak sadarkan diri. Ringkas cerita Putri Cermin Cina yang cantik jelita itu menghembuskan nafas terakhir di pangkuan Tuan Muda Senaning disaksikan oleh Tuan Muda Selat.
Setelah Tuan Muda Senaning yakin bahwa gadis yang dicntainya meninggal dunia, ia segera beranjak dari tempatnya. Serta merta menggapai sebuah tombak. Dalam waktu sesaat tombak itu ditusukkan ke arah perutnya sendiri.
“Aku menyusulmu Dinda! Aku tak mampu hidup sendiri di dunia!” teriaknya kemudian roboh tak bernyawa.
Menyaksikan kenyataan seperti itu Tuan Muda Selat semakin kebinggungan. Ia sudah menerka tentu sang baginda akan marah besar. Hal ini terjadi di luar sepengetahuannya. Padahal sebelum sang prabu berangkat berlayar, dialah yang diserahi menjaga adiknya, Putri Cermin Cina. Karena binggungnya, yang dilakukan oleh Tuan Muda Selat hanya berteriak-teriak minta tolong. Dan setelah beberapa kerabat kerajaan dan tetangga berdatangan, mereka segera mengurus penguburan kedua remaja yang sudah saling jatuh cinta yang belum sempat menikah itu.
Suasana tampak semakin haru ketika penguburan hendak dilakukan dan sang prabu Mambang Matahari datang dari berlayar. Sudah barang tentu kemarahan sang prabu tak dapat terbayangkan. Karena marahnya lalu sang prabu bersabda. Tempat di mana terjadi peristiwa saat Tuan Muda Senaning dan Tuan Muda Selat bermain gasing itu dikutuk.
“Kamu yang bersalah Selat. Oleh karena itu tempat kamu bermain gasingan ini saya sebut sebagai Kampung Selat.”
Untuk melupakan kejadian yang sangat menyedihkan itu setelah Tuan Muda Senaning dan Putri cermin Cina dikubur, sang prabu segera pergi meninggalkan tempat. Yang berarti istananya pun ditinggalkan pula. Beliau membangun di tempat yang baru. Yang diberi nama Kampung Tengah Lubuk Ruso, yaitu kampung yang terletak di antara kampung Selat dengan kampung yang tempat kapalnya berlabuh saat sang prabu datang dari berlayar. Hingga kini cerita tersebut masih diyakini sebagai legenda yang dulu benar-benar terjadi. Apalagi setelah nama-nama kampung tersebut dikaitkan dengan nama-nama kampung yang sekarang ada di Kabupaten Batang Hari Propinsi Jambi.
Konon menurut cerita yang berkembang
hingga sekarang, dahulu di daerah Jambi ada kerajaan yang diperintah oleh
seorang raja bernama Sultan MAMBANG MATAHARI. Sultan Mambang Matahari mempunyai
seorang anak laki-laki bernama Tuan MUDA SELAT dan seorang perempuan yang
bernama Putri CERMIN CINA. Putra sang prabu yang laki-laki adalah bertampang
bagus sekali tetapi sifatnya agak ceroboh. Sedangkan yang perempuan juga cantik
sekali. Kulitnya putih bagaikan kulit seorang cina. Karena itu putri sang raja
ini disebut Putri Cermin Cina.
Pada suatu hari datanglah seorang saudagar terkenal bernama Tuan Muda SENANING. Ia bersama anak buahnya merapat ke daerah itu untuk kepentingan berdagang. Itulah sebabnya kedatangan Tuan Muda Senaning disambut baik oleh sang prabu Mambang Matahari.
Pada suatu hari datanglah seorang saudagar terkenal bernama Tuan Muda SENANING. Ia bersama anak buahnya merapat ke daerah itu untuk kepentingan berdagang. Itulah sebabnya kedatangan Tuan Muda Senaning disambut baik oleh sang prabu Mambang Matahari.
Di saat Tuan Muda Senaning memperoleh jamuan makan di ruang pertemuan balairung kerajaan, putri Cermin Cina sempat bertemu dengan Tuan Muda Senaning. Seketika itu juga Tuan Muda Senaning jatuh cinta kepada Putri Cermin Cina. Kebetulan sekali cinta Tuan Muda Senaning ini dapat diterima dengan baik oleh Putri Cermin Cina. Dengan kata lain mereka berdua tidak bertepuk sebelah tangan.
“Adinda Putri ..... sejak aku bertemu pertama kali denganmu hatiku selalu berdebar-debar. Aku tidak dapat menipu diriku sendiri. Kaulah yang kelak bakal kuminta mendampingi hidupku” kata Tuan Muda Senaning ketika keduanya saling bertemu.
“Jika memang Kanda Tuan Muda Senaning benar-benar mencintaiku, sebaiknya segeralah tanyakan kepada ayahanda.” jawab sang Putri Cermin Cina tampak malu-malu tapi mau.
“Tetapi adakah Dinda juga mencintaiku?”
“Hal ini tidak usah Kanda tanyakan kepadaku. Tanyalah kepada diri sendiri. Nanti Kanda pasti bakal menemukan jawabnya.”
Atas jawaban Putri Cermin Cina seperti itu tidak lama berikutnya Tuan Muda Senaning segera menghadap Sang Prabu Mambang Matahari untuk melamar Putri Cermin Cina. Ternyata dengan senang hati sang prabu Mambang Matahari menerima lamaran Tuan Muda Senaning. Karena lamarannya diterima Tuan Muda Senaning segera merancang roda kehidupan ke depan berikutnya. Tetapi meskipun ia seorang saudagar yang kaya raya, ia tidak berani berlaku gegabah di hadapan calon mertuanya yang seorang prabu di negeri itu. Dalam segala hal ia selalu berhati-hati.
Sementara itu sang prabu Mambang Matahari juga tidak mau terlalu gegabah. Beliau harus mampu menghargai dirinya sendiri sebagai seorang prabu. Pada suatu hari sang prabu Mambang Matahari pergi berlayar untuk suatu kepentingan. Sebelum berangkat beliau berpesan kepada putra laki-lakinya yang bernama Tuan Muda Selat supaya berhati-hati menjaga adiknya jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Setelah sang prabu Mambang Matahari pergi berlayar. Tuan Muda Selat selalu mengajak bermain bersama-sama Tuan Muda Senaning calon iparnya. Bermacam-macam jenis permainan yang dilakukan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah gasing. Pada suatu hari Tuan Muda Selat sedang asyik bermain gasing dengan Tuan Muda Senaning. Karena asyiknya bermain keduanya hingga sering terlibat tertawa terbahak-bahak yang berkepanjangan. Lebih-lebih lagi sang Tuan Muda Selat. Ia lebih banyak lepas kontrol di saat tertawa terbahak-bahak kegirangan itu.
Mendengar tertawa yang terbahak-bahak, yang dilakukan oleh Tuan Muda Selat itu Putri Cermin Cina yang sedang berada di dalam istana pun tersentak juga. Demi mendengar suara yang terbahak-bahak itu Putri Cermin Cina melongokkan kepalanya ke luar beranda istana. Ingin mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi.
Sementara itu di saat yang sama Tuan Muda Senaning melempar gasingnya ditujukan ke gasing Tuan Muda Selat yang sudah terlempar sebelumnya. Memang mereka berdua sedang bermain bersuka ria mengadu gasing masing-masing. Celakanya ketika keduanya masih terdengar kegirangan, gasing Tuan Muda Selat yang melambung tinggi bergerak ke arah beranda istana tempat Putri Cermin Cina berada. Dan apa yang terjadi membuat semua orang yang melihatnya terkesima. Hal ini gara-gara gasing yang melayang tersebut jatuh persis di ubun-ubun Putri Cermin Cina. Seketika itu juga Putri Cermin Cina jatuh terkapar kesakitan.
Melihat kejadian yang tidak diduga sebelumya itu kedua Tuan Muda yang sedang asyik bermain gasing segera lari ke arah Putri Cermin Cina jatuh terkapar berlumuran darah. Tuan Muda Selat dan Tuan Muda Senaning semakin tersentak setelah menyaksikan bahwa Putri Cermin Cina sudah tak sadarkan diri. Ringkas cerita Putri Cermin Cina yang cantik jelita itu menghembuskan nafas terakhir di pangkuan Tuan Muda Senaning disaksikan oleh Tuan Muda Selat.
Setelah Tuan Muda Senaning yakin bahwa gadis yang dicntainya meninggal dunia, ia segera beranjak dari tempatnya. Serta merta menggapai sebuah tombak. Dalam waktu sesaat tombak itu ditusukkan ke arah perutnya sendiri.
“Aku menyusulmu Dinda! Aku tak mampu hidup sendiri di dunia!” teriaknya kemudian roboh tak bernyawa.
Menyaksikan kenyataan seperti itu Tuan Muda Selat semakin kebinggungan. Ia sudah menerka tentu sang baginda akan marah besar. Hal ini terjadi di luar sepengetahuannya. Padahal sebelum sang prabu berangkat berlayar, dialah yang diserahi menjaga adiknya, Putri Cermin Cina. Karena binggungnya, yang dilakukan oleh Tuan Muda Selat hanya berteriak-teriak minta tolong. Dan setelah beberapa kerabat kerajaan dan tetangga berdatangan, mereka segera mengurus penguburan kedua remaja yang sudah saling jatuh cinta yang belum sempat menikah itu.
Suasana tampak semakin haru ketika penguburan hendak dilakukan dan sang prabu Mambang Matahari datang dari berlayar. Sudah barang tentu kemarahan sang prabu tak dapat terbayangkan. Karena marahnya lalu sang prabu bersabda. Tempat di mana terjadi peristiwa saat Tuan Muda Senaning dan Tuan Muda Selat bermain gasing itu dikutuk.
“Kamu yang bersalah Selat. Oleh karena itu tempat kamu bermain gasingan ini saya sebut sebagai Kampung Selat.”
Untuk melupakan kejadian yang sangat menyedihkan itu setelah Tuan Muda Senaning dan Putri cermin Cina dikubur, sang prabu segera pergi meninggalkan tempat. Yang berarti istananya pun ditinggalkan pula. Beliau membangun di tempat yang baru. Yang diberi nama Kampung Tengah Lubuk Ruso, yaitu kampung yang terletak di antara kampung Selat dengan kampung yang tempat kapalnya berlabuh saat sang prabu datang dari berlayar. Hingga kini cerita tersebut masih diyakini sebagai legenda yang dulu benar-benar terjadi. Apalagi setelah nama-nama kampung tersebut dikaitkan dengan nama-nama kampung yang sekarang ada di Kabupaten Batang Hari Propinsi Jambi.
Cerita ini disaduri dari tempat ini!
Comments
Post a Comment